open mind.com weblog

Pembuatan Cat


Pembuatan Cat

1. Pendahuluan.

Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun lalu, manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi, dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan material-material yang tersedia di alam seperti arang (karbon), darah, susu, dan sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnya yang ditemukan (Anonim, 2007c).

 

Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna, mereka menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar tanaman tertentu. Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan kasein sebagai perekatnya. Seiring dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak tanaman dan resin dari fosil untuk mengganti darah dan susu sebagai perekat cat. Saat ini walaupun telah ditemukan perekat/resin yang semakin baik dengan berkembangnya teknologi kimia, resin-resin natural hingga kini masih banyak dipakai.

Salah satu cara meningkatkan nilai tambah suatu bahan adalah dengan melapisi permukaan bahan tersebut dengan bahan lain yang lebih lebih tinggi nilainya. Pengetahuan tentang pelapisan permukaan bahan, secara umum dikenal sebagai surface coating knowledge. Bagian ini meliputi: metal coating (electro coating, galvanizing), plastic coating, paper coating, powder coating dan tentang cat itu sendiri. Jadi cat merupakan bagian kecil dari sebuah ilmu yang jauh lebih besar, yaitu ilmu tentang surface coating.

Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat kuat dan padat pada permukaan tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan dengan banyak cara: diusapkan (wiping), dilumurkan, dikuas, disemprotkan (spray), dicelupkan (dipping) atau dengan cara yang lain (Susyanto, 2009b).

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikan warna pada suatu objek atau permukaan dengan melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial coating), bantuan pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah korosi atau kerusakan oleh air) (Anonim, 2009).

2.Teknologi Pembuatan Cat

Pada dasarnya pembuatan cat menggunakan teknologi yang berkaitan dengan teknologi kimia organik dan kimia polimer. Prosesnya dengan memanfaatkan kimia antar permukaan, kimia koloid, elektrokimia dan petrokimia.

Rancangan polimer untuk cat berupa komposit dengan persyaratn tinggi untuk mencapai tinggi untuk mencapai berbagai fungsi, sebagai aplikasi utama dari kimia polimer. Resin sintetis untuk cat berupa polimer yang dibuat dengan menggabung beberapa monomer untuk mencapai berbagai karakteristik. Ada banyak jenis resin seperti resin linier termoplastik, resin thermosetting yang dapat ditaut silang, resin tak jenuh, dan masih banyak lagi jenis yang lain. Yang diterapkan terutama teknologi sintetis resin, polimerisasi tambahan dan polimerisasi kondensasi, sementara teknologi polimerisasi baru lainnya saat ini banyal dikembangkan oleh para ahli kimia.

Untuk mencapai mutu mendasar sebagai cat, yang sangat penting adalah berbagai faktor yang terkait dengan kimia antara cat dan substract, kadar basah (wettability) cat, adhesi dan absorpsi, serta reologi.

Kurang lebih 75% dari bahan utama cat seperti resin, aditif dan pelarut bergantung pada produk minyak bumi, sehingga petrokimia dan kimia organik sangat terkait erat dengan cat.

Cat didefinisikan sebagai tebaran koloid dari pigmen dalam sarana (resin dan pelarut). Dengan demikian properti cat sangat tergantung pada ukuran partikel dan permukaan pigmen.

Tebaran pigmen adalah proses untuk membasahi dan melepas partikel utama pigmen dan menebarkannya ke dalam sarana secara merata. Untuk menghindari koagulasi dan menjaga agar kondisi tetap stabil, yang sangat penting adalah kontrol yang didasarkan atas kimia koloid dan kimia antar permukaan. Berbagai properti cat, seperti fluiditas, kehalusan, kilap, kekuatan menyembunyikan dan stabilitas penyimpanan sangat dipengaruhi oleh penebaran pigmen ini (Anonim, 2007c).

3.Bahan-Bahan Penyusun Cat

3.1. Resin Atau Binder

Resin atau binder merupakan komponen utama dalam cat. Resin berfungsi merekatkan komponen-komponen yang ada dan melekatkan keseluruhan bahan pada permukaan suatu bahan (membentuk film). Resin pada dasarnya adalah polymer dimana pada temperatur ruang (atau temperatur applikasi) bentuknya cair, bersifat lengket dan kental. Ada banyak jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro Cellulose, Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy, Polyurethane, Silicone, Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dll. Resin dibagi berdasarkan mekanisme mengering atau mengerasnya (pembentukan film).

Tabel 3.1. Pembagian resin berdasarkan mekanisme mengering atau mengerasnya (pembentukan film)

PENGUAPAN SOLVENT(Lacquer dan Duco) Mengering atau mengerasnya resin terjadi karena penguapan solvent yang ada. Bahan yang padat akan tertinggal dan menempel merata pada seluruh permukaan bahan yang dicat. Selama solventnya masih ada maka resin ini belum mengeras. Untuk mempercepat proses menguapnya solvent, biasanya dibantu dengan pemanasan.Resin jenis ini secara alamiah polymer-nya sudah cukup besar sehingga film yang terbentuk sekalipun tidak terjadi reaksi kimia sudah cukup kuat dan padat. 

Kecepatan mongering, kualitas rata dan kilap dari permukaan film sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis dan komposisi solventnya. Contoh resin jenis ini adalah Nitro Cellulosa (NC), Cellolose Acetate Butyrate (CAB), Chlorinated Rubber, Acrylic Co-polymer, dll

REAKSI DENGAN UDARA(Varnish dan Syntetic Enamel) Mengering atau mengeras karena ada reaksi kimia antara komponen udara (oksigen atau air) dengan resin tersebut membentuk molekul-molekul baru yang lebih besar dan saling berikatan satu sama lain.Resin Alkyd atau Natural Oil (atau kombinasi keduanya) mempunyai ikatan rangkap (tak jenuh) dalam struktur molekulnya, oleh karenanya resin ini bersifat reaktif terhadap oksigen, namun pada temperatur ruang raktifitasnya masih kurang, perlu ditingkatkan reaktifitasnya dengan penambahan katalis (dryer) jika akan dipakai. 

Pada resin Prepolymer Polyisocyanate terjadi reaksi “ moisture cure” antara gugus fungsional yang reaktif dengan air (kelembaban) di udara.

Ciri utama cat yang mempergunakan Resin jenis ini adalah akan mudah mengeras pada permukaannya (atau mengulit), bila kena udara (terbuka kalengnya cukup lama).

REAKSI POLYMERISASI Campuran akan mengeras atau mengering karena terjadi reaksi kimia antara dua resin yang ada dalam campuran cat, reaksi ini sering disebut reaksi polymerisasi.Reaksi polymerisasi (baik kondensasi maupun addisi) dapat berlangsung karena adanya katalis, tanpa katalis (non katalis), panas atau radiasi UV. 

Hasil reaksinya adalah sebuah campuran polymer yang mempunyai berat molekul jauh lebih besar dan mempunyai ikatan tiga demensi (crosslink) yang jauh lebih kuat dibanding reaksi yang dijelaskan sebelumnya.

Tanpa katalis(2 Pack Enamel) Pada suhu ruang, dua pasang resin jenis ini sudah cukup reaktif untuk memulai reaksi, maka pasangan resin jenis ini harus dipisahkan satu sama lain sebelum dipakai, dicampur satu dengan lainnya jika hanya akan digunakan.Tergolong dalam jenis ini adalah resin Epoxy dengan Polyamide dan Polyol dengan Polyisocyanate. Resin kedua dalam pasangan tersebut, polyamide atau polyisocyanate biasa disebut sebagai “hardener”, karena setelah resin ini dicampurkan dengan pasangannya akan terjadi reaksi polymerisasi dimana hasilnya ditandai dengan mengerasnya campuran tersebut.
Dengan Katalis Karena pasangan dua resin ini tidak cukup reactive, maka perlu ditambahkan katalis untuk memulai reaksinya. Resin jenis ini bisa dicampur dan disimpan dalam satu wadah satu dengan lainnya.Selama katalis belum dicampurkan maka tidak akan terjadi pengerasan pada bahan-bahan tersebut. Contoh resin ini adalah resin amino (melamine) dan alkyd polyol yang akan bereaksi atau mengeras bila ditambahkan katalis yaitu berupa asam organik atau anorganik.
Panas (StovingEnamel) Disamping katalis seperti sudah disebutkan di atas, panas juga biasa digunakan sebagai alat untuk mempercepat reaksi kimia. Contohnya adalah resin amino dan alkyd polyol yang dipakai pada cat jenis stoving (pangggang) pada cat-cat mobil.
Radiasi UV Beberapa resin tertentu, seperti: Polyester tidak jenuh, bisa bereaksi satu dengan yang lain bila diradiasi dengan sinar UV. Pengeringan dan pengerasan terjadi setelah campuran resin dikenai sinar UV.

Setiap jenis resin mempunyai banyak sekali type dan turunanya, bahkan kombinasi antara satu resin dengan resin yang lain juga menambah perbendaharaan jenis resin baru. Daya tahan, kekuatan dan karakter cat secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh jenis resin yang dipakai.

Pemilihan resin yang dipakai sangat dipengaruhi oleh banyak pertimbangan diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Pemakaian, jika akan digunakan dengan kuas maka sebaiknya dipakai resin yang secara alami encer dan agak lambat keringnya. Resin yang cocok adalah alkyd dengan kadar oil yang cukup banyak (alkyd long oil). Resin dengan kekentalan tinggi dan cepat kering sangat tidak cocok dipakai untuk pemakain dengan kuas, akan menimbulkan permukaan yang tidak rata setelah cat kering. Begitu juga resin yang encer dan lambat kering sangat tidak cocok untuk pemakaian dengan spray pada permukaan vertical.
  • Kekuatan, jika dibutuhkan cat dengan daya tahan tinggi terhadap sinar matahari, maka resin yang tepat adalah Acrylic atau Polyurethane, namun jika dibutuhkan cat dengan kekuatan tinggi terhadap kimia, gesekan, benturan, dll namun untuk pemakian di dalam, maka resin Epoxy adalah jawabannya.
  • Dan pertimbangan-pertimbangan yang lain seperti ongkos/harga, substrat (permukaan bahan yang akan di cat), lingkungan (berair, kering, korosif,…), dan lain-lain.

(Susyanto, 2009g).

3.2. Pigment Dan Extender (Filler)

Pigment dan dyestuff adalah bagian dari colorant. Dyestuff bersifat larut dalam solvent, sedang pigment tidak.

Pigment merupakan padatan halus (bubuk) yang ditambahkan ke dalam cat dengan beberapa fungsi berikut:

Tabel 3.2. Beberapa fungsi pigment

OPTIS Memberi karakter khas pada penampakan cat tersebut, seperti: warna, derajat kilap (gloss) maupun daya tutupnya
PROTECTIVE Memberi nilai tambah pada karakter kekutan cat tersebut, seperti: kekuatan terhadap cuaca, korosi, panas atau api, dll
REINFORCING Meningkatkan sifat, seperti meningkatkan kekerasan, kelenturan, daya tahan terhadap abrasi, dll

Gambar  Pigmen

Kekuatan, daya tahan dan sifat-sifat lain yang diinginkan dari cat dapat dibentuk atau diciptakan dengan menambahkan pigment yang tepat dan konsentrasi yang sesuai. Untuk memilih pigment yang tepat dan benar perlu dipelajari sifat-sifat umum dari pigment itu sendiri. Sifat-sifat pigment tersebut adalah:

  • Warna dasar
  • Bentuk dan ukuran partikel
  • Berat jenis, density atau specific gravity
  • Oil absorption
  • Hiding power (refractive index)
  • Daya tahan terhadap panas dan asam basa
  • PH
  • Muatan Listrik
  • Bleeding

Secara umum pigment terbagi dalam dua kategori besar berikut:

Tabel Pembagian pigment

PIGMENT ORGANIK Pigment yang terbentuk dari senyawa-senyawa organic (karbon)
PIGMENT ANORGANIK Terbentuk dari mineral-mineral atau garam-garaman logam yang terbentuk secara alami (bahan galian) ataupun dari hasil reaksi kimia di pabrik. Pada jenis ini dikenal true pigment (atau disebut sebagai pigment saja) dan extender atau filler.

Pigment anorganik mempunyai daya tahan solvent, kimia, daya tutup, kemudahan terdispersi, stabilitas terhadap panas, cahaya dan cuaca yang lebih bagus dibanding pigment organic. Namun dalam kecerahan dan tinting strength, pigment organic umumnya lebih bagus dibanding anorganik.

Extender atau filler ditambahkan ke dalam cat dengan tujuan untuk menurunkan harga, namun dalam hal tertentu extender ditambahkan untuk memberbaiki sifat cat. Extender umumnya mempunyai refractive index yang kecil (atau rendah daya tutupnya) dibanding pigment (Susyanto, 2009f).

3.3. Solvent

Seperti sudah dijelaskan dalam bagian sebelumnya bahwa masing-masing komponen penyususun cat mempunyai fungsi dan peran yang berbeda-beda. Resin membentuk film dan memberi kontribusi terhadap karakter film yang terbentuk, sedang pigment disamping memberi warna juga berfungsi menambah kekuatan mekanis film.

Bagaimana dengan solvent ? Sekalipun setelah pemakaian solvent akan terbuang ke lingkungan dan tidak menjadi bagian dari lapisan cat, namun peran solvent selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian cat, memperlihatkan peran yang dominan dibanding komponen lainnya.

Pada saat pembuatan cat, solvent memberi kontribusi sedemikian rupa sehingga campuran mempunyai kekentalan yang pas untuk diproses: diaduk, dicampur, digiling dan lain-lain. Dengan penambahan solvent yang tepat dan cukup akan menurunkan kekentalan dari resin atau campuran pada suatu titik dimana kekentalannya memenuhi syarat untuk masing-masing proses.

Demikian halnya pada saat pemakaian cat, dengan penambahan jenis solvent yang tepat dan dengan takaran pas, maka cat bisa dikuas, dispray atau dilumurkan dengan mudah pada obyek yang akan dicat. Komposi solvent yang tepat juga memberi pengaruh optimal pula pada mekanisme penguapan dari solvent-solvent yang ada, sehingga akan membentuk film yang maksimal karakteristiknya, baik textur permukaannya, sifat kilapnya maupun kecepatan keringnya.

Cat merupakan sebuah system campuran yang kompleks, ada padatan (solute) yang terlarut atau terdispersi dalam pelarut cair (solvent), ada juga cairan (solvent active) yang terlarut dalam cairan lain (diluent). Jadi definisi solvent adalah cairan (biasanya mudah menguap) yang berperan melarutkan atau mendispersi komponen-komponen pembentuk film (resin, pigment dan/atau additive) yang akan menguap terbuang ke lingkungan selama proses pengeringan.

Membicarakan solvent tidak bisa lepas dari thinner, karena keduanya saling berkaitan satu dengan yang lain. Thinner adalah campuran beberapa solvent yang dipakai untuk melarutkan resin di dalam cat atau mengencerkan cat selama penggunaan. Di dalam prakteknya resin atau cat dilarutkan oleh tidak hanya satu jenis solvent , tetapi oleh beberapa  macam kategori solvent. Bagaimana dengan cat water base, solvent dan thinner-nya adalah setali tiga uang atau sama saja, yaitu air. Untuk cat jenis water base dimana air adalah sebagai pelarutnya, tidak akan dibahas dibagian ini.

Solvent biasanya dibagi berdasarkan struktur kimia atau karakteristik fisikanya. Penggolongan solvent berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:

Hidrokarbon

Sesuai namanya maka pada golongan ini terdiri dari solvent-solvent dimana unsur hidrogen (H) dan carbon (C) menjadi struktur dasarnya. Golongan ini terbagi lagi menjadi tiga sub golongan, yaitu: aliphatis, aromatis dan halogenated hidrokarbon. Sedang sub golongan aliphatis dibagi lagi menjadi aliphatis jenuh (saturated) dan tidak jenuh (unsaturated). Solvent-solvent golongan hidrokarbon hampir seluruhnya berasal dari hasil distilasi minyak bumi yang  merupakan campuran dari beberapa sub-sub golongan (bukan senyawa murni), sehingga titik didihnya berupa range dari minimum sampai  maksimum, bukan merupakan titik didih tunggal.

Oksigenated Solvent

Oksigenated sovent atau solvent dengan atom oksigen adalah solvent-solvent yang struktur kimianya mengandung atom oksigen. Termasuk dalam kategori ini adalah golongan ester,  ether, ketone dan alkohol.

Faktor penting bagaimana solvent menjalankan fungsinga didalam cat adalah kemampuannya untuk melarutkan resin, kemudian membentuk larutan yang stabil dan homogen. Beberapa parameter dalam hubungannya terhadap daya larut solvent adalah sebagai berikut:

Solubility Parameter solvent; solvent hidrokarbon mempunyai hubungan yang proporsional dengan harga Kauri Butanol (KB); semakin besar harga KB-nya, semakin besar solubility parameternya atau dengan kata lain semakin besar pula daya larut solvent tersebut. Range harga KB adalah antara 20 -105. Untuk beberapa solvent hidrokarbonn aliphatis berkisar antara 28 – 40, sedang untuk hidrokarbon aromatis lebih besar dari 70. Cara lain untuk menentukan daya larut solvent-solvent hydrokarbon adalah dengan menentukan Titik Anilin (TA); makin rendah TA, makin besar daya larut solvent tersebut.

Hidrogen Bonding Index adalah merupakan ukuran kekuatan ikatan antara atom-atom hidrogen (relatif positif) dan atom-atom negatif seperti oksigen dalam solvent tersebut, harganya berkisar antara – 15 sampai + 18. Solvent-solvent hidrokarbon mempunyai harga rendah dan jenis alkohol mempunyai harga yang tinggi, sedang lainnya berkisar di antara dua jenis solvent tersebut.

Dipole Moment adalah polaritas suatu solvent yang tergantung dengan nilai konstanta dielektriknya. Pada umumnya makin polar suatu bahan yang dilarutkan akan membutuhkan semakin polar pula bahan pelarutnya.

Dalam hubungannya dengan resin Nitro Cellulose (NC) ada beberapa istilah yang berkaitan dengan solvent yang perlu dibahas, yaitu Active Solvent, Latent Solvent dan Diluent. Active solvent adalah solvent yang secara nyata melarutkan NC, contoh: hampir semua keton (MEK), ester (ethyl atau butyl acetate) dan ether (aceton). Latent solvent atau juga disebut co-solvent adalah solvent yang bila sendirian tidak bisa melarutkan NC, tetapi digunakan untuk meningkatkan daya larut active solventnya. Peningkatan daya larut active solvent dapat dilihat dari penurunan kekentalan larutan yang cukup besar setelah ditambah latent solvent (dibanding dengan penambahan yang sama active solvent atau solvent jenis lain), contoh latent solvent adalah alkohol. Sedang diluent adalah solvent yang dipakai untuk melarutkan kedua jenis campuran solvent tersebut (thinner), sehingga harganya diharapkan lebih murah, dibanding bila hanya ada dua jenis solvent tersebut (Susyanto, 2009h).

3.4. Additive

Disamping ke tiga komponen seperti sudah dibahas dalam bab-bab sebelumnya, yaitu: resin, pigment dan solvent, ada beberapa komponen lain yang ditambahkan dalam jumlah sangat sedikit ke dalam cat. Komponen-komponen ini, sekalipun ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun memberi kontribusi yang sangat besar terhadap sifat cat, sehingga cat dapat diproses, disimpan dan dipakai seperti harapan kita.

Penambahan additive yang ada dalam cat tidaklah serta merta muncul begitu saja, merupakan suatu proses panjang dari beberapa percobaan atau riset pada cat tersebut. Selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian dinilai kualitasnya secara menyeluruh, kemudian kelemahan dan masalah yang timbul dicoba untuk diatasi dengan variasi jenis dan takaran beberapa additive, hingga akhirnya muncul nama jenis dan takaran additive tertentu yang pas untuk campuran cat tersebut.

Additive ditambahkan ke dalam cat disesuaikan dengan solvent apa yang dipakai (solvent atau water base), apa jenis resinnya, bagaimana pemakaiannya dan bagaimana mekanisme pengeringannya. Setiap supplier additive biasanya memberi informasi yang jelas tentang apa dan bagaimana additive harus digunakan.

Additive biasanya dibagi berdasarkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa additive yang biasa dipakai dalam industri cat.

Tabel 3.4. Pembagian additive

KATEGORI NAMA KETERANGAN
MEMPERCEPAT ATAU MEMPERMUDAH PROSES WETTING AGENT Mempermudah atau mempercepat proses penggantian udara dan air oleh resin pada permukaan pigment atau extender
DISPERSING AGENT Mempermudah distribusi pigment dan extender ke dalam cairan resin
MENGURANGI AKIBAT JELEK SELAMA PENYIMPANAN ANTI SKINNING AGENT Mencegah proses pengulitan pada permukaan cat (oil atau alkyd base resin) selama penyimpanan
THICKENING AGENT Mempertahankan kekentalan cat atau melindungi cat selalu dalam kondisi koloid
ANTI SETTLING AGENT Mempertahankan pigment selalu berada pada kondisi dispersi yang stabil dalam campuran, sehingga tidak mengendap.
MENGURANGI AKIBAT JELEK SELAMA PEMAKAIAN ANTI SAGGING Mencegah turunnya atau melelehnya cat jika dipakai pada permukaan tegak
LEVELLING AGENT Meningkatkan kualitas permukaan cat, sehingga permukaannya rata tidak bergelombang
ANTI FLOODING & FLOATING Mencegah pemisahan pigment baik secara vertikal maupun horisontal
ANTI FOAMING Mencegah atau menghilangkan timbulnya busa pada permukaan cat
MEMPERBAIKI ATAU MERUBAH  SIFAT FILM
ANTI STATIC AGENT Mencegah atau mengurangi timbulnya arus listrik static selama pemaikaian
DRYER Mempercepat reaksi oksidasi dan polymerisasi dari ikatan tak jenuh pada cat jenis alkyd atau synthetic (mengandung drying oil).
CATALYST Untuk mempercepat reaksi crosslinking antara resin amino dan alkyd polyol (atau turunannya), biasanya dipakai senyawa-senyawa asam organik maupun anorganik
PLASTICIZER Meningkatkan fleksibilitas cat, terutama pada cat yang mempunyai berat molekul yang besar, seperti NC.
ANTI FOULING AGENT Mencegah timbulnya atau melekatnya tumbuhan air laut pada dasar dinding kapal
MATTING AGENT Menurunkan derajad kilap lapisan cat (dari gloss ke semi gloss atau dari semi ke dof/matt)
ANTI FUNGUS Mencegah timbulnya jamur

Tahapan pembuatan cat sangat dipengaruhi oleh seberapa canggih teknologi yang dipakai untuk menunjang pembuatan cat tersebut, makin canggih tinggi teknologi yang dipakai maka makin singkat dan mudah proses pembuatan catnya.

Persiapan

Pada tahap ini dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan baku sesuai dengan formula atau resep cat yang akan dibuat. Bahan-bahan diambil dari gudang yang sudah teruji kualitasnya, tidak kedaluwarsa dan tidak pula cacat atau rusak baik fisik maupun kimia (yang ditandai dengan adanya perubahan bau, warna, bentuk, atau kekentalan pada bahan tersebut).

Mengukur bahan yang akan diproses, bisa dilakukan dengan cara ditimbang beratnya atau diukur volumenya, tergantung dengan basis apa yang digunakan dalam formula atau resepnya. Ketelitian dan keakuratan penimbangan merupakan faktor penting terhadap hasil akhir pembuatan cat, terutama pada penimbangan additive atau pigment.

Bahan-bahan tersebut kemudian diangkut ke area produksi, bisa dilakukan dengan tenaga manusia biasa, forklif atau melalui sistim pemipaan (untuk bahan cair).

Produksi

Proses produksi cat dibagi menurut jenis cat yang akan dibuat:

Cat Tanpa Pigment, Extender atau Filler

Pembuatannya hanya melibatkan proses penuangan, mixing dan stiring saja, yaitu menuang bahan-bahan dengan urutan dan cara sesuai dengan jenis cat yang akan dibuat ke dalam sebuah tangki dengan ukuran pas. Kemudian mencampur bahan-bahan dengan putaran mixer relatif pelan, hingga diperoleh  suatu campuran yang benar-benar merata  di semua titik. Waktu stiring dan kecepatan mixer disesuikan dengan jumlah dan kekentalan campuran.

Perlakuan seperti ini juga dipakai untuk membuat thinner, hardener, wood stain (solvent + dyestuff) atau campuran bahan lain yang tidak mengandung pigment atau extender asli (padatan). Namun jika pigment atau extender-nya sudah diproses menjadi bahan setengah jadi (pasta) terlebih dulu, maka bahan atau campuran ini bisa diproses seperti tersebut di atas.

Gambar  Alat pencampur

Cat Dengan Pigment dan/atau Extender.

Proses pembuatan cat jenis ini juga dibagi berdasarkan pada seberapa halus padatan (pigment atau extender) terdispersi di dalam campuran. Jika diinginkan padatan terdispersi secara kasar (dengan kehalusan antara 20 – 50 mikron), maka proses yang dibutuhkan adalah cukup dengan proses dispersi saja; namun jika dikehendaki padatan terdispersi secara halus (5 – 20 micron) maka diperlukan proses penggilingan partikel padat dalam mesin giling. Contoh jenis cat yang dibuat cukup dengan proses dispersi saja adalah : dempul atau filler, cat primer, undercoat, intermediate atau tembok dimana kehalusan partikel bukan merupakan sifat yang harus dicapai.

Proses Dispersi

Tahapan dispersi meliputi:

  • Proses pembasahan permukaan partikel-partikel pigment dan/atau extender oleh bahan-bahan cair (millbase).
  • Proses pemecahan secara mekanis terhadap kelompok-kolompok partikel pigment dan/extender menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil atau partikel-partikel primernya sesuai dengan derajad kehalusan yang dikehendaki.
  • Mempertahan agar supaya kelompok-kelompok partikel yang lebih kecil atau partikel-partikel primer ini tetap terpisah satu sama lain, tidak bersatu kembali.

Proses dispersi akan mendapatkan hasil optimal bila prinsip-prinsip dispersinya terpenuhi. Adapun prinsip-prinsip dispersi yang perlu mendapat perhatian adalah: kecepatan peripheral campuran, bentuk cakram, diameter cakram terhadap tangki, tinggi cakram dari dasar tangki, diameter tangki, tinggi tangki dan perbandingan padatan dan cairan campuran (kadar padatan = PVC) serta penambahan secara tepat additive wetting dan dispersingnya.

Jika kondisi ideal terpenuhi, maka akan terbentuk sebuah aliran yang menyerupai donat, terbentuk “doughnut effect”. Pada kondisi ini diperoleh proses dispersi yang optimal.

Penggilingan

Dengan hanya dispersi, kita belum mendapatkan kehalusan partikel lebih rendah dari 20 mikron, yaitu ukuran rata-rata partikel primer dari pigment dan/atau extender. Untuk itu diperlukan sebuah tahap lanjutan dimana ikatan fisik partikel-partikel pigment akan dipecahkan lebih lanjut menjadi patikel-partikel yang lebih kecil lagi. Tahapan ini disebut penggilingan.

Untuk memudahkan dalam pembuatan cat; biasanya pigmen, extender, sebagian resin dan additive digiling terlebih dahulu untuk dibuat pasta (bahan setengah jadi). Pasta ini bisa disimpan dalam gudang atau langsung diproses untuk dibuat cat, yaitu hanya dengan proses mixing biasa, seperti dijelaskan pada proses pembuatan cat tanpa pigment di atas.

 

Alat dan prinsip penggilingan bermacam-macam, diantaranya adalah:

  • Melewatkan millbase diantara dua buah atau lebih silinder yang berhimpitan satu dengan lainnya, dimana jarak diantara dua buah silinder ini bisa diatur sesuai dengan derajad kehalusan yang diinginkan.  Contoh dari alat ini adalah Triple roll Mill.
Gambar Triple roll Mill.
  • Melewatkan secara vertical atau horizontal millbase ke dalam mesin giling yang terdiri dari agitator dan banyak glass bead di dalamnya(Sand Mill) . Di dalam silinder giling, glass bead bersama dengan millbase akan diputar oleh agitator pada kecepatan tertentu, menyebabkan pigment-pigment secara mekanis akan terpecah karena tertumbuk oleh glass bead secara terus menerus. Millbase melalui saringan akan keluar, sedangkan glass bead akan tetap tertahan di dalam silinder giling. Sekalipun glass bead terbuat dari bahan yang keras dan kuat, pada akhirnya juga akan terpecah, ini akan menyebabkan proses penggilingan akan menurun performance-nya dan glass bead harus diganti dengan yang baru. kecepatan putar agitator, kekentalan, kadar padatan dan waktu tinggal millbase di dalam mesin adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitasnya proses penggilingan. Jika satu tahap proses penggilingan belum mencapai hasil yang diinginkan, millbase biasanya dikembalikan lagi ke dalam mesin, dilakukan bisa berkali-kali hingga diperoleh derajad kehalusan yang diinginkan.

gambar Sand Mill

Penyelesaian

Seperti sudah dijelaskan pada bagian di atas bahwa proses pembuatan cat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu proses yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan dan proses yang hanya melibatkan proses mixing saja. Tahap akhir dari kedua proses ini juga berbeda, pada proses yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan pigment, maka mengukur derajad kehalusan dari partikel-partikelnya adalah tahap yang penting guna mengakhiri proses tersebut.

Sedang proses lain, yang hanya melibatkan proses mixing, maka untuk melihat seberapa jauh campuran sudah tercampur sempurna dan sesuai komposisi yang ditentukan, cukup mengukur kekentalan atau viskositas campuran tersebut. Namun bila campuran tersebut mengandung beberapa jenis pasta, maka menyamakan warna (colour matching) campuran cat secara kasar perlu dilakukan, agar campuran tidak terlalu jauh berbeda dengan warna standardnya.

Kedua tahapan ini biasanya disebut uji kualitas pendahuluan, yaitu tahapan antara sebelum cat diuji secara seksama pada tahap paling akhir dari proses pembuatan cat, yaitu tahap pengujian kualitas cat (Susyanto, 2009e).

Proses Pembuatan Cat  Secara Umum

Proses produksi cat melalui beberapa proses, yaitu pre-mixing, grinding, let-down, filtering, color matching, dan packaging. Pre-mixing yaitu proses pencampuran awal dimana bagian padat dari cat seperti pigmen dan extender/filler didispersikan ke pelarutnya dengan tambahan aditif yang sesuai seperti dispersing agent dan wetting agent.

Pada proses grinding partikel-partikel pigmen dihaluskan dengan mesin giling/grinder agar ukuran partikel menjadi lebih kecil dan diperoleh kehalusan dan warna yang diinginkan. Kemudian selanjutnya adalah proses finishing yang meliputi let-down, filtering, color matching sampai packaging. Pada proses ini cat diatur kekentalannya, ditambahkan zat aditif, disaring dari kotoran saat pengadukan, disesuaikan dan dipilah-pilah warnanya, dan pada akhirnya di kemas (Anonim, 2007a).

4.Jenis-Jenis Cat

Banyak teori yang berkembang untuk mengelompokan cat, diantaranya adalah berdasarkan bahan baku utama, mekanisme pengeringan, letak dan dimana cat itu dipakai, kondisi cat, jenis dan keberadaan solvent, fungsi, methode pengecatan, jenis substratnya dan lain-lain. Tabel pengelompokan berikut memberi kemudahan dalam kita mempelajari cat.

Tabel 4.1. Jenis-jenis cat

DASAR PENGELOMPOKAN JENIS DAN KETERANGAN
Bahan Baku Berdasarkan jenis resin yang dipakai: cat epoxy, polyurethane, acrylic, melamine, alkyd, nitro cellulose, polyester, vinyl, chlorinated rubber, dll
Berdasarkan ada tidaknya pigment dalam cat tersebut, yaitu varnish atau lacquer (transparent, tidak mengandung pigment); duco atau enamel (berwarna dan menutup permukaan bahan, mengandung pigment).
FUNGSI Cat dempul (filler), anti karat (anti corrosion), anti jamur (anti fungus), tahan api, tahan panas (heat resistance), anti bocor (water proofing), decorative, protective, heavy duty, industrial dll.
METHODE PENGECATAN Cat kuas, spray, celup, wiping, elektrostatik, roll, dll.
LETAK PEMAKAIAN Cat Primer (sebagai dasar), undercoat, intermediate (ditengah-tengah), top coat/finishing (pada permukaan paling atas dari beberapa lapisan cat), interior (di dalam tidak terkena secara langsung sinar matahari) dan exterior (di luar), dll.
JENIS SUBSTRAT Cat besi (metal protective), lantai (flooring systems), kayu (wood finishing), beton (concrete paint), kapal (marine paint), mobil (automotive paint, plastik, kulit, tembok, dll.
KONDISI DAN BENTUK CAMPURAN Cat pasta, ready-mixed, emulsi, aerosol, dll.
ADA TIDAKNYA SOLVENT Water base, cat solvent base, tanpa solvent, powder, dll.
MEKANISME PENGERINGAN Cat kering udara (varnish dan syntetic enamel), cat stoving (panggang), cat UV curing, cat penguapan solvent (lacquer dan duco), dll.

(Susyanto, 2009c).

4.2. Kualitas Cat

Untuk mendapatkan kualitas cat seperti yang diharapkan oleh pelanggan, berbagai usaha harus diarahkan untuk mendapatkan kualitas hasil akhir dari setiap proses seoptimal mungkin. Setiap proses dimulai dari pembelian bahan baku, penyimpanan bahan baku, pemrosesan bahan baku menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi, penyimpanan bahan jadi dan pengiriman bahan jadi ke pelanggan harus dikontrol dengan jadwal, pengujian dan pelayanan yang memadai.

Beberapa pengujian harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa resin, pigment, extender, solvent dan additive yang dibeli dan kemudian disimpan di dalam gudang sesuai spesifikasi, tidak terjadi salah barang, penyimpangan dan perubahan kualitasnya.

Proses pembuatan pasta menghasilkan pasta yang stabil, tidak gampang mengulit, mengeras dan dengan dengan derajad kehalusan sesuai kebutuhan.

Proses pembuatan cat menghasilkan cat dan film dengan kualitas seperti yang diharapkan.

Untuk itu harus dilakukan pengujian-pengujian dasar sebagai bertikut:

Tabel 4.2. Uji kualitas cat

KATEGORI BAHAN JENIS BAHAN PENGUJIAN KETERANGAN
BAHAN BAKU RESIN Penampilan Membandingkan penampilan, seperti : permukaan, bahan asing, endapan, kejernihan, gumpalan dan warna sample resin dengan standard yang ada.Untuk warna resin dinyatakan dengan bilangan Gardner, yaitu menyamakan warna sample dengan skala warna Gardner. Warna jernih (1) hingga warna merah pekat (18)
Kekentalan (detik atau mPas) Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan seluruh cairan keluar dari sebuah  flow cup standard. Nilai kekentalan dibuat atas dasar waktu yang dibutuhkan dari mulai mengalir sampai putusnya aliran tersebut. Cara ini efektif jika cairannya dalah jenis newtonian dan mempunyai range kekentalan dibawah 200 detik.Untuk cairan yang sangat kental maka digunakan cara Gardner, yaitu membandingkan kecepatan naiknya gelembung udara yang berisi cairan sample dengan cairan standard dalam tabung dengan ukuran tertentu dari yang paling encer (A) hingga yang paling kental (Z6). 

Atau bisa dilakukan dengan alat Brokfield dengan range pengukuran kekentalan antara 10 hingga 8.106 mPas

Berat Jenis (gram/cm3) Membandingkan berat sample terhadap volumenya dengan menggunakan gallon cup pada temperatur tertentu.
Kadar Padatan (%) membandingkan berat sample sesudah dikeringkan (110oC selama 1 jam) dengan sebelum dikeringkan. Biasa disebut dengan NV(non volatile matter) dengan basis v/v atau w/w> basis v/v (volume/volume) lebih sering dipakai.
Bilangan Asam mengetahui senyawa asam yang terkandung dalam resin
Membandingkan penampilan, seperti: bahan asing, gumpalan dan warna sample dengan standard yang ada.Untuk membandingkan warna pigment, sample harus didispersikan atau digrinding dalam resin tertentu kemudian ditarik pada kertas rungkut dengan ketebalan 60 micron dan dibandingkan dengan warna standard 

Untuk dyestuff perlu dilarutkan pada pelarut tertentu hingga membentuk larutan denga konsentrasi 3 (DZ) atau 10% (PP), kemudian dicampur dengan resin tertentu dan dilanjutkan seperti tersebut di atas.

PIGMENT DAN EXTENDER Penampilan
Oil Absorption Mengetahui seberapa besar penyerapan pigment atau extender terhadap oil atau minyak nabati dalam satuan ml per 100 g sample.
SOLVENT Penampilan Membandingkan penampilan, seperti : bahan asing, endapan, kejernihan, gumpalan dan warna sample dengan standard yang ada.
Resistivity Mengukur resistivity (tahanan = Mega ohm) suatu solvent  dengan dua dip elektroda pada jarak tertentu (1 cm). Besaran ini menggambarkan bisa tidaknya solvent tersebut dipakai dengan spray jenis elektrostatik
Jenis dan Komposisi komponent Mengukur derajad kemurnian solvent atau menganalisa jenis dan fraksi komponen-komponen dalam campuran solvent
ADDITIVE Biasanya diuji secara langsung dengan menambahkan pada resep bahan setengah jadi (pasta) atau cat, diproses dan dipakai dan kemudian dibandingkan dengan additive standard pada semua aspek pengujian.
BAHAN SETENGAH JADI PASTA Kestabilan Mengamati pengulitan, pengerasan (gelling) dan kehalusan secara rutin selama pasta disimpan
Kehalusan (mm) Dengan mempergunakan grindo meter kehalusan pigment atau extender dalam cat dapat ditentukan. Pasta atau cat ditarik pada parit dengan kedalaman berbeda dari paling dalam hingga paling dangkal, sehingga partikel yang ukuran besar akan terjebak pada posisi sesuai dengan ukuran partikelnya.
Kadar Padatan (%) Idem di atas
Warna Setelah dijadikan cat, dengan mencapur pasta dengan komponen lain, kemudian ditarik pada kertas rungkut dengan ketebalan 60 micron dan dibandingkan dengan warna standard
CAT TANPA PIGMENT Penampilan Cat Membandingkan penampilan sampel cat, seperti : bahan asing, endapan, kejernihan dan gumpalan dengan standard yang ada.
Kekentalan Idem di atas
Berat Jenis Idem di atas
Waktu Kering Dengan mempergunakan  sentuhan, tempel atau tekanan jari pada cat yang masih basah. Waktu kering meliputi : kering sentuh, tekan dan kering sempurna.
Kadar Padatan Idem di atas
Resistivity Idem di atas
Penampilan Film Pengujian film dilakukan setelah cat dikenakan pada substrat tertentu dan kemudian mengering. Penampilan filim meliputi  ada tidaknya: kulit jeruk, gelembung udara, bercak-bercak, tidak meratanya kilap, lekukan-lekukan kawah, kerut dan lain-lain.
Daya Kilap Film (gloss) Mengukur cahaya yang dipantulkan oleh film. Alat yang dipakai adalah Glossmeter atau reflektometer
Daya Lekat Film (adhesi) Film cat kering digores dengan sudut cutter (30-45o) dan pada kecepatan 0.5 detik per satuan potongan sehingga didapat 25 kotak dengan jarak pemotongan sesuai ketebalan catnya. Kemudian dilekatkan selotip dan ditarik dengan kuat. Dari banyaknya kotak lapisan cat yang terangkat bisa kita nilai daya lekat film tersebut ( GT 0, tidak ada  yang terkelupas hingga GT 4, terkelupas > 65%)
Sifat Mekanis Film Sifat mekanis film meliputi: daya tahan terhadap impact, kekerasan dan lain-lain. Untuk daya tahan impact diuji dengan impact tester, kekerasan dengan hardness pendulum tester, hardness Dur-O-Test atau dengan pencil hardness.
DENGAN PIGMENT Semua pengujian yang dilakukan pada cat tanpa pigment juga dilakukan untuk cat dengan pigment dan ditambah beberapa pengujian berikut
Penampilan Warna Selama pencocokan warna (colour maching), sample cat dibandingkan dengan warna standarnya, bisa dilakukan dengan methoda tersebut di atas (pasta) atau dengan mempergunakan alat pencari warna (hunter lab colour matching), hingga diperoleh hasil selisih antara warna sample dengan standard sekecil mungkin (sesuai spesifikasi).
Kehalusan Idem di atas (pasta)
Daya Tutup Merupakan ketebalan minimal film dari cat dimana pola hitam-putih dari kertas kotak-kotak tidak dapat kelihatan. Pengujiannya adalah dengan menarik cat basah dengan applikator dimulai ketebalan paling besar hingga paling kecil, kemudian setelah kering dinilai daya tutupnya.

Pengujian tersebut di atas bisa juga diperluas atau ditambah sesuai dengan penggunanan cat dan kebutuhan, seperti : daya tahan terhadap sinar matahari perlu dilakukan untuk jenis cat yang dipakai di luar terkena sinar matahari, daya tahan terhadap korosi pada cat yang dipakai pada lingkungan korosif, dan masih banyak pengujian-pengujian yang lain (Susyanto, 2009d).

sumber : http://mudhzz.wordpress.com/pembuatan-cat/

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007a. Mesin Produksi. http://cattembok.web.id

Anonim, 2007b. Proses Teknologi Pembuatan Cat. http://pengecatan.blogspot.com

Anonim, 2007c. Sejarah Cat. http://cattembok.web.id

Anonim, 2009. Cat. http://id.wikipedia.org

Susyanto, Heri. 2009a. Additive. http://www.geocities.com

Susyanto, Heri. 2009b. Apakah Cat. http://www.geocities.com

Susyanto, Heri. 2009c. Jenis Cat. http://www.geocities.com

Susyanto, Heri. 2009d. Kontrol Kualitas Cat. http://www.geocities.com

Susyanto, Heri. 2009e. Pembuatan Cat. http://www.geocities.com

Susyanto, Heri. 2009f. Pigment Extender. http://www.geocities.com

Susyanto, Heri. 2009g. Resin. http://www.geocities.com

Susyanto, Heri. 2009h. Solvent. http://www.geocities.com

Comments on: "Pembuatan Cat" (50)

  1. pak,kalau boleh minta petunjuk bagaimana caranya agar saya bisa membuat cat tanpa pigment sndiri,dan apa bahanya serta dimana saya bisa mendapatkanya.terimakasih informasinya.

    • Mas Tris,
      mungkin yg anda maksud tanpa pigment sendiri adalah tanpa membuat pasta pigment… untuk yg demikian sdh banyak perusahaan yg bergerak di bidang pembuatan pasta pigment untuk cat.

      Pasta pigment ini umumnya tersedia dlm segala jenis, misal water-based; solvent-based dan universal-based.

      Untuk water-based biasanya tersedia dlm satu jenis pasta dgn berbagai warna yg bisa anda gunakan utk pewarnaan segala jenis cat yg menggunakan air sbg media pengencer.

      Sedang utk pasta solvent-based, tersedia dlm bbrp jenis, tergantung jenis cat yg akan anda buat. Untuk kelas dgn pengencer thinner B (misal : hammertone dan synthetic enamel, dll) anda bisa memakai pasta pigment medium oil; utk cat jenis short oil dgn pengencer thinner A (misal: ducco, PU, stoving, dll) anda bisa menggunakan pasta pigment jenis short oil.
      Semuanya tersedia dlm berbagai warna sesuai kebutuhan (umumnya tersedia dlm kemasan 25kg/pail)

      Untuk cat dgn jenis transparan, anda bisa menggunakan dyes (oil or water – based)

      Pasta pigment ini dpt anda beli dari bbrp supplier yg bergerak di bidang colour paste..misal:
      PT Mata Pelangi Chemindo; PT Holland Colours Asia, dll. Anda bisa membuka situs web mereka…googling ya…

      Untuk daerah Jogja biasanya supplier pasta pigment ada di daerah Semarang coba anda cek dlm Yellow Pages daerah Semarang di bawah directory: chemicals…..

      Salam.

  2. Pak,saya mau tanya tentang proses pengujian cat.Terutama untuk produk cat Aerosol,Proses pengujian secara kualitas dan kuantitas di Quality Control (QC) terdiri dari pengujian apa saja pak.Untuk mengetahui produk cat aerosol tersebut dinyatakan ok.

    Thanks Pak,untuk Informasi dan jawabanya.

    • Mas Ikrom,
      Pada dasarnya semua jenis cat memiliki item standar uji mutu yg hampir sama, Sifat-sifat dasar ini antara lain:
      -daya lekat (adhesi)
      -mudah diaplikasikan
      -daya sebar (lapisan dapat menyebar dengan merata)
      -memiliki kualitas standar dalam hal: warna, viscositas, kilapan, umur pakai, kecepatan kering, tingkat kekerasan, ketebalan lapisan, masa simpan, dll.

      Sedangkan sifat spesifik yang harus dimiliki suatu cat untuk penggunaan atau fungsi tertentu yang spesifik, misalnya:
      -tahan terhadap perubahan cuaca
      -tahan terhadap air
      -terhadap korosi
      -tahan terhadap suhu tinggi
      -tahan goresan
      -anti jamur
      -tahan zat kimia, dll.

      untuk cat jenis aerosol yg umumnya dipakai untuk metal (utamanya otomotif) sebaiknya semua item standar uji mutu diatas anda lakukan secara menyeluruh. Dan utk proses standar uji mutunya, anda boleh memakai ASTM atau SII sbg acuan.

      Misalkan:
      1. ASTM G1 – 72 (Standard recommended for preparing)
      2. ASTM D 609 (Methode for preparation of steel panel for testing paint, vernish, laquer and related product).
      3. ASTM D 823 (Test methods for producing film thickness of non magnetic coating applied to a ferrous base).
      4. ASTM D 1186 – 87 (Nondestractive measurment of dry film thickness of non magnetic coating applied to a ferrous base).
      5. ASTM D 2200 – 85 (Standard pictorial surface preparation standard for painting steel surface)
      6. ASTM D 3330 (Test methods for peel adhesion of pressure senditive tape of 180 degre angle)
      7. ASTM D 3358 – 90 (Test methode measuring adhesion)
      8. SII 0402 – 80 (Cara penyiapan lempeng baja untuk uji cat, vernish, laquer dan sejenisnya)
      dll.

      Demikian dari saya, semoga bermanfaat. Salam.

  3. Dwi Ristyanto said:

    salut buat om cahyo ,ulasannya bagus banget.
    om tolong dong kasih informasi membuat thinner
    berikut komposisinya. kalau di semarang ada nggak
    yang jual dyestuff? makasih sebelumnya.

    • Mas Dwi,
      saya memang berencana untuk melengkapi blog ini dgn bbrp tulisan baru, termasuk juga berbagai jenis thinner dan ulasan tentang solvent. Tapi ada sedikit keterbatsan waktu, jadi mohon sabar ya…

      di semarang pasti ada yg jual dyestuff mas Dwi. Coba anda cek ke distributor chemical di sana, klu gak salah namanya
      PT. Kurnia Makmur Abadi Jaya
      Jl. Jendral Sudirman 354
      Semarang

      Salam.

  4. thanks materinya….
    kalau pigment untuk pembuatan tinta printer inject ada penjelasan gak ….

    atau paling tidak punya referensi … makasih mas….cahyo

  5. Paulo Yulianto Fernandez said:

    Selamat Siang pak Paulus, sy ingin menanyakan bahan pendukung untuk cat kayu & besi, semacam Thinner B, yg sy ingin tanyakan apa campuran untuk Thinner B sendiri ini? karena sy ingin memulai bisnis produksi Thinner B. Terima kasih.

    • Selamat malam mas Yulianto,
      maaf telat banget balasnya… akhir2 ini sibuk banget.

      Untuk membuat thinner B, yg paling umum digunakan para produsen saat ini adalah Solvent tunggal semacam SBP atau Minasol, dgn pertimbangan harga yg relatif paling murah dibanding SMT atau pirit yg lain.

      Untuk hasil yang lebih berkualitas, mas bisa menambahkan 5% volume xylene pd SBP atau Minasol tsb.

      Selamat mencoba. Terima kasih.

  6. Selamat malam p.paulus
    Materi anda banyak membantu saya,dan banyak berhasil setelah melakukan pengujian terus menerus.Saya mau menanyakan pendapat p.paulus kalau membuat pasta solvent base saya harus pakai sandmill/tripell roll mill dari segi home industri/sekala kecil.Trims JBU!

    • Selamat malam mas Adi,

      selamat atas keberhasilan mas, dan maju terus utk tetap melakukan riset2 lanjutan utk meningkatkan kualitas produk yg anda tekuni.

      Mohon maaf sebelumnya, semua formulasi yg saya tulis dlm blog ini memang hanya “garis besar” saja dan hanya sekedar kisi2 selintas yg dpt dipakai sbg starting formulation .. [ sebab saya terikat etika jabatan utk tdk membocorkan rahasia perusahaan loh 🙂 ] jadi mas Adi dan rekan2 lain hrs giat mengembangkannya sendiri.

      Untuk pasta, baik solvent-based maupun water-based, dlm skala UKM, saya merekomendasikan pemakaian sandmill.. disamping cost yg relatif lebih murah juga terutama krn produk yg dihasilkan sdh sangat memadai utk mendapatkan kualitas pasta yg cukup bagus.

      Terima kasih.

  7. Salam Pak,
    Apa ada referensi untuk Mixer 20 liter untuk home industry untuk aplikasi solvent base.

    Terima kasih sebelumnya
    Hartono.K.

    • Salam pak Hartono,

      Mixer dgn kapasitas 20 liter biasanya dipakai untuk skala lab. Jika kita memesan secara khusus harganya relatif mahal dan kurang efisien.

      Utk skala 20 liter, kita dpt memanfaatkan Bor duduk 16mm, selain relatif murah ketersediaanya terjamin. Dari sisi suku cadang dan merk serta kualitas pun banyak sekali pilihannya. Kita tinggal memilih mana yg paling sesuai dgn kebutuhan.

      Pak Hartono tinggal memodifikasi aplikasinya sbg mixer dgn cara memasangkan baling2 dgn as/poros berdiameter 14 mm, panjang poros sekitar 50 cm. Bahan sebaiknya dari stainless steel. Bentuk blade di-desain sedemikian rupa agar cat dpt tercampur sempurna. Blade dgn diameter sekitar 10 cm sdh sangat memadai utk skala 20 liter.

      Untuk bejananya, Pak Hartono bisa memesan tangki khusus dari stainless steel berukuran 30 liter atau memanfaatkan kaleng pail seng ukuran 20 liter sbg bejana.

      Terima kasih.

  8. selamat malam pak, mau tanya nih, jenis alat ukur electrostatic apa yg baik untuk mengetes lapisan jenis cat lantai solvent type ? atau adakah cat lantai solvent type yg anti electrostatic? tq

    • Selamat malam Eri,

      Ada alat ukur muatan elektrostatik yg portable dan tidak terlalu mahal, namanya Electrostatic Field Meter. Pengukuran dilakukan dengan mendekatkan sensor alat pada permukaan benda yg akan diukur muatannya pada jarak beberapa cm.

      Saya kurang begitu tahu apakah saat ini sdh ada tekhnologi anti elektrostatis.. tetapi secara teoritis hal tsb sgt sulit dilakukan krn elektrostatis bisa terjadi krn adanya gesekan antar 2 materi.. dan sgt tdk mungkin men-desain lantai tanpa gesekan bukan?

      Terima kasih.

  9. Selamat malam Pak Paulus

    saya sangat membutuhkan informasi tentang pembuatan cat bubuk (powder coating), mulai dari mesin apa saja yang digunakan, bahan baku, proses produksinya, dll secara lebih detail. apakah Bpk Paulus bisa membantu?

    Terima Kasih

    • Salam Thomas,

      Powder coating adalah cat yg yg cara aplikasi dan curingnya memang sgt berbeda dgn cat yg umun kita ketahui (tipe basah). Pada dasarnya powder coating adalah “padatan” dgn warna tertentu, tanpa kandungan solvent atau komponen lain yg volatil, yg bisa diaplikasikan pd bidang kerja dgn cara: baking, elektrosatis atau daya magnetik.

      Secara filosofis, powder coating sama saja dgn cat yg umum kita kenal, sebagian besar bahan penyusunnya pun sama saja hanya tentu saja tidak dlm bentuk cair.

      Bahan2 pembentuknya; resin, pigment, base material, pengeras (hardener) dan pengering(drying agent)….. bahan2 ini dicampurkan dlm kondisi spt cat biasa (kondisi cair)…kemudian dikeringkan (cured)..selanjutnya dihaluskan dlm bentuk bubuk.

      Ada tiga jenis resin dasar powder coating yg umum:
      # Epoxy Powder Coatings.
      # Polyester Powder Coatings
      # Epoxy-Polyester Powder Coatings

      Jadi Thomas tinggal membuat cat dgn warna tertentu dgn base ketiga resin diatas.. kemudian lanjutkan dgn proses curing (penambahan hardener dan drying)..selanjutnya tinggal menumbuknya hingga mjd bubuk halus….. that’s all. Untuk warna metalik tinggal menambahkan aluminium paste pd cat tsb (kondisi cairnya)…..

      Jadi permesinan yg anda butuhkan sama saja dgn permesinan utk cat konvensional (cair) plus mesin milling utk membentuk bubuknya.

      Terima kasih.

  10. Pak Paulus,sebelumnya saya mohon maaf ni pak,saya orang yang baru membangun sebuah pabrik cat jadi blom tau betul dgn komposisi untuk membuat cat tembok ,jadi saya mau bertanya sama bapak,bisa gk bapak menyebutkan bahan – bahan apa saja untuk membuat cat, saya mohon bapak menyebutkat dari bahan2 tersebut krn blom begitu mengerti dengan pemberitahuan diatas….
    sekian trims……………

  11. salam,
    pak paulus apa punya formula aneka cat sablon/tekstil?
    yanto GRESIK
    HUB. 031 7119 0069

  12. yerry david luwis said:

    pa Paulus. saya mau menanyakan kalo membuat cat synthetic enamel cat besi & kayu dalam scala home industri, mungkin pa paulus punya formula untuk pembuatannya? berikut langkah-langkah pembuatannya. sy domisili di bandung, mungkin pa Paulus ada rekomendasi suplyer bahan-bahannya. sebelumnya sy mengucapkan terima kasih.

  13. afiez.hidayat said:

    selamat mlm pak..
    boleh saya minta saran & masukanny?

    saya punya hum industri kecil.untuk pembuatan cat dengan skala 360 kg..masing-masing bahan baku saya harus pakai berapa & latek brp kg…….mohon masukannya pak.

    terima kasih banyak pak..

  14. Wibawa mukti said:

    Wah!…makasih banyak ni Pa, sy jadi tambah banyak pengetahuan ttg catnya. Gini pa sya punya masalah, saya punya cat candy tone jenis 2 komponen. Semuanya ada 9 warna, masalahnya kalo warna2 tersebut di matching, selalu hasilnya ga bagus ketika diaplikasi, warnanya selalu ga rata,..kaya yang tidak larut. Tetapi kalo diaplikasikan dgn warna standar ga ada masalah. Kira2 apa penyebabnya pa?..makasih

    • Salam Wibawa,

      agak unik juga permasalahan yg anda hadapi, krn memang umumnya dyes stuff memiliki sifat yg mudah larut dan tercampur sempurna dgn cat sejenisnya.

      Mungkin disebabkan faktor umur cat atau penyimpanan, sebagian solvent kuat mungkin sdh menguap.. coba anda tambahkan solvent kuat semisal BA.. dan sedikit BC. (atau gunakan thinner acrylic)

      selamat mencoba.

  15. Salam Bpk Paulus

    Setelah membaca beberapa materi tentang pembuatan cat pasta sablon dari Bpk Paulus
    saya, sy mohon petunjuk dari Bpk supaya cat pasta sablon saya bisa super kilap ( Glossy )
    di tambah Kimia apa pak ? atas balasan dan petunjuknya sy terimakasih banyak.
    salam GBU
    By Marzuki Wijaya

  16. Salam Bpk sucahyo
    setelah kemaren mendapat petunjuk dari Bpk, supaya cat pasta sablon sy mengkilap
    dan bapak memberikan resep memakai BC, dan sy melakukan experimen2x di tambah
    dan di kurangi tetapi hasilnya tidak bisa mengkilap (Glossy ) itu pak. formula apa yg perlu di tambahkan lg pak supaya bisa mengkilap.? sesudahnya kami ucapkan terima kasih
    Salam GBU
    By Marzuki Wijaya

    • Salam pak Marzuki,

      BC adalah solvent yg umum dipakai utk meningkatkan tingkat kekilapan pasta sablon.

      Kalau penambahan BC tdk bisa mengatasi persoalan bapak, mungkin kita harus lebih teliti melihat satu persatu formulasi cat sablon yg bapak pakai…

      btw, bapak Marzuki pakai formulasi yg mana? dan dipakai utk sablon pd media apa? plastik? kertas? dll?

      tolong diberikan data yg lebih rinci supaya saya bisa memberikan saran yg lebih tepat, terima kasih.

  17. salam pak paulus,,saya mau bertanya..bagaimana membuat cat yg bisa diencerkan air dan juga bisa pakai thinner (solvent)???trims

    • Salam Dian,

      terlebih dahulu saya membutuhkan data dari anda, untuk aplikasi media apa cat universal base tersebut?.. btw, universal base paint ini termasuk cat yg kurang mendapat porsi development dlm industri cat.

  18. Pak paulus, apakah saya bisa mendapatkan materi ttg cara pembuatan pasta sablon?

  19. salam pak paulus.
    saya memproduksi susu kedelai panas. tapi sampai saat ini kemasan kami mengalami masalah yaitu luntur dan rontok saat susu di masukan kedalam box. hampir semua jenis tinta sudah saya coba, tapi tidak ada yang dapat mengatasi masalah saya. kemasan susu kami menggunakan plastik jenis PE dengan tebal 0,5 dan di cetak dengan mesin sablon.
    mohon bantuannya untuk mengatasi masalah saya ini. contac 087752330300 terima kasih.

    • Salam Faiz,

      untuk tinta sablon dgn media plastik PE apakah anda sdh mencoba menggunakan jenis tinta polytuf atau tinta dgn kode MATE..sementara utk pelarutnya gunakan minyak terpin/turpentin?

      jika belum pernah silahkan dicoba…. jika sdh pernah tapi tdk berhasil silahkan kita diskusikan lagi lebih lanjut, terima kasih.

  20. Salam pak paulus. Bagaimana formula untuk pembuatan pasta sablon baju dan cara pembuatannya. Terima kasih. GBU…

  21. Salam sejahtera pak paulus, perkenalkan saya matius dr mataram, saya punya tujuan membangun industri rumah pembuatan cat tembok guna membantu/memberikan kegiatan anak2 gereja agar bs mandiri, saya mohon bantuannya untuk macam peralatan apa saja yg mesti saya siapkan dan bhn2nya agar tercapai nilai ekonomis yg menguntungkan, demikian pak paulus , permohonan saya semoga pak paulus berkenan membantu, salam kasih Tuhan

  22. pak Paulus apakah resep untuk membuat tinta sablon polymat atau polytuf,apakah bahannya bisa saya dapatkan dengan mudah di pasaran? terimakasih

  23. dear
    pak.Paulus

    sy sbg pemula dlm pembuatan cat tembok mohon penjelasan mengenai fungsi masing-masing additip dlm pembuatan cat tembok tsb.
    misal : athyline glicol, natrosol, amoniac

    terimakasih
    by ILHAM

  24. selamat pagi Pak Paulus
    saya mohon informasinya apakah bpk ada kenalan atau teman yg memproduksi cat tembok d wilaya jawa timur, kebetulan sy distributor cat tembok yg kapasitas penjualannya bisa sampai 2000 pil / bln untuk kemasan 20kg mohon informasinya pak. contac 081332858830 trimakasih

  25. RAKHMAT EDI said:

    SELAMAT SIANG PAK PAULU,…
    Saya mohon pencerahannya , ada masalah dengan cat tembok yg bpk sajikan,.. yaitu masalah resinya pak atau binder,, untuk di daerah solo susah mendapatkan resi air, jadi cat tembok yang saya buat setelah kering sudah tidak nempel di tangan ataupun di baju,, tapi klu didasahi cat digosok pakai tangan masih luntur pak..
    ada apa dgn cet saya dan kira2 bahannya apa saja pak untuk membuat latek sendiri,.. terima kasih banyak pak,, mudah2an bpk paulus semakin sukses..

    • @ Rakhmat Edi
      selama ini bapak pakai latex tipe apa pak?
      klu dibasahi kemudian digosok masih luntur berarti kandungan latex perlu ditambah atau blm terjadi pengeringan yg sempurna pd latex tsb…

      klu bikin latex sendiri agak rumit pak prosesnya dan butuh investasi yg besar..

      klu susah dapat resinnya bapak bisa pakai lem putih yg biasa dijual di toko bangunan pak… tentunya kualitasnya tergantung jumlah lem yg dipakai dlm pembuatan cat tsb.

  26. salam kenal pak mohon petunjuk untuk cat sablon rabber punya resepnya ndhak

  27. A little recommendation, why not place the material of this article on a Pdf document or give it on an online article directory and
    distribute it so that many people can read it also? :
    )

  28. Pa bli sandmill tau dmana? Saya perlu pa. Makasih.glass bead sebaiknya ukuran brapa?

  29. mashudan andi wijaya said:

    pak Paulus, saya angin memproduksi skala rumahan untuk cat acrilyc/poster untuk melukis mohon diberikan petunjuk cara membuat dan bahannya. terima kasih sebelumnya

  30. salam pak Paulus,
    mohon info utk mesin mixing utk cat tembok , kapasitasnya berapa aja dan hrg nya sekitar berapa ya?. utk wilayah semarang apa ada referensi dimana saya bisa beli? terimakasih.

Tinggalkan Balasan ke Paulus Miki Sucahyo Batalkan balasan